06/08/18

Cara Mencium Tangan Orangtua

Foto dipotret ulang dari karya Dwi Oblo.
Saya tertarik menuliskan ini karena, menurut saya, tidak sedikit anak-anak yang mencium tangan orangtuanya, ternyata yang dilakukan bukan mencium tangan, tapi memipi tangan (menempelkan tangan orangtua ke pipi), atau ada juga yang mengening tangan (menempelkan tangan orangtua ke kening).

Namanya saja mencium, maka caranya ya tangan ibu atau ayah atau guru kita cium dengan hidung.

Namanya saja mencium, maka bukan sekadar menempelkan tangan beliau di ujung hidung kita. Sebagaimana kalau kita mencium buah mangga, misalnya, untuk mengetahui sudah matang dan wangi apa belum, apa yang kita lakukan? Ya, kita menghirup aromanya. Demikian pula caranya dalam mencium tangan orangtua.

Sekali lagi, bukan sekadar menempelkan tangan orangtua ke hidung kita.

Kenapa hal ini perlu saya sampaikan? Karena dengan mencium tangan orangtua (yang benar-benar mencium), rasa cinta dan ta'dzim anak ke orangtua akan semakin bertambah-tambah. Demikian pula yang saya rasanya ketika mencium tangan orangtua.

Inilah di antara bentuk cinta sekaligus penghormatan seorang anak kepada orangtuanya. Semoga tulisan singkat ini bermanfaat bagi kita bersama.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

23 komentar:

  1. Saya pikir ketika salaman dengan orangtua, posisi tangan memang diletakkan di kening. Ternyata salah ya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bila judulnya adalah cium tangan orangtua, maka meletakkan tangan di kening tentu kurang tepat, Mbak Sitti Taslimah.

      Hapus
    2. Iya ya. Salaman dengan cium tangan berbeda, heheheh.

      Hapus
  2. masa aidil fitri baru2 ini, saya jumpa ada orang bersalam, bukan cium tangan tapi tangan yang disalami itu dibawa ke pipinya... hmmmm?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah, berarti itu memipi tangan ya, Mbak Anies, hehe...

      Hapus
  3. Anonim10/8/18

    Wahhh kalau saya biasanya menempelkannya di kecil, dan dilanjutkan berpelukan, ditambah lagi ciuman di pipi kanan dan pipi kiri, dan setelah itu biasanya saya di doakan.. Kalau mau pergi atau pulang dari kampung

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lengkap jadinya ya, Mas Andrie Kristianto.

      Hapus
  4. kalau anak-anak kami di kecupnya tangan kami, memang rasanya lebih clesss di hati ..masya Allah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini pandangan dari sisi orangtua ya, Mbak. Alhamdulillaah....

      Hapus
  5. Masya Allah... terima kasih udah mengingatkan gua hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama ya, Mas Ramadani Idaham, tentunya ini juga mengingatkan diri penulis juga.

      Hapus
  6. tren memipi sepertinya efek gaul abg jaman now yang suka kalo ketemuan si cewen cium tangan si cowo, dan karena tangan abg biasanya kotor jadi pake pipi nyiumnya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Cewek cium tangan si cowok?! Sebegitunya ya, Mas Muhammad Affip.

      Hapus
  7. ya ....etika bersalaman sama orang tua apa lagi orang tua kandung itu harus memakai cara yang santun,

    pegang jari jari tanganya dengan lembut lalu cium dengan penuh rasa kasih sayang ...

    BalasHapus
  8. Benef bgt,banyak yg salah kaprah soalnya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga semakin banyak yang mengingatkan ya, Mbak Ella Fitria.

      Hapus
  9. Pas bangat, banyak bngat yang salah kaprah tentang cium tangan ini

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga kita semua mempunyai perhatian terhadap masalah ini ya, Bang.

      Hapus
  10. Dan masih banyak yang melakukan cium tangan ke pipi. Tapi ternyata keliru ya. Makasih atas sharingnya, sangat bermanfaat... Ini juga diajarin sama Nabi kita dong ya pastinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama, Mas Hendra, makasih juga telah singgah kemari ya.

      Hapus
  11. Lah iya, saya kok sering memipi nggak mencium ya. Salah juga berarti. Tapi saya suka memipinya sampai 3 kali kalau mau pergi sambil bilang salam 3 kali juga, kayak nggak rela mau berangkat
    He..he...😄

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sampai diulang tiga kali ya, Mbak Astria Tri Anjani. Ini menunjukkan sebuah kedekatan dan hubungan batin yang baik sekali.

      Hapus