12/06/20

Rahasia Hati Tenang

Penulis dalam sebuah acara di Salatiga.
“Saya sakit hati karena caci makinya kepada saya memang sudah keterlaluan,” seorang murid mengadu kepada gurunya.

“Ketika dia mencaci maki dirimu, apakah dia dalam keadaan marah?” sang guru bertanya.

“Iya, dia sambil marah-marah, lalu mencaci maki,” jawab sang murid.

“Anakku, orang yang sedang marah-marah itu dikuasai oleh siapa? Engkau sudah tahu kan jawabannya. Maka, jangan kau ambil hati kata-kata orang yang sedang marah; yang rugi kamu sendiri. Tenangkan dirimu. Bila belum bisa tenang, ambil jarak dengannya. Lalu, maafkan saudaramu itu. Bila ini yang kau lakukan, engkau akan mendapatkan banyak kebaikan. Juga hati yang tenang,” sang guru berkata pelan.
 
Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

18 komentar:

  1. Nasehat sang guru itu sangat betul.
    Tetapi namanya manusia ya mas .. kalau udah disakiti kata-kata, rasanya sulit melupakan.
    Ibarat paku yang sudah tertancap, ketika dicabut bekasnya tak akan hilang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mas Himawan Sant, betul sekali, namanya manusia. Tapi, bila sakit hati, apalagi berlama-lama, tentunya rugi sendiri. Semoga kita diberi kekuatan untuk lebih mudah bahagia.

      Hapus
  2. Assalamualaikum... blogwalking kawan.

    Mengontrol rasa sakit hati sungguh tidaklah mudah. Kadang yang orang yang bijakpun, tatkala tersakiti, tidak membalas mencaci, tetapi dalam hati mengucap sumpah serapah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumusalam wr.wb., betul sekali, maka di sinilah pentingnya ketulusan itu ya, Dok, sebuah kunci penting untuk hidup bahagia.

      Hapus
  3. Masha Allah, seiring waktu kita bakal tahu bahwa sungguh hati yang tenang adalah segalanya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Oleh itu semoga kita bisa mendapatkan hati yang tenang ya, Mbak.

      Hapus
  4. Masha Allah, membaca tulisan tulisan Bapak saya jadi melihat sesuatu dari perspektif yang berbeda :-) Kali ini tentang kenapa membalas suatu kemarahan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Semoga bermanfaat bagi kita bersama ya, Mas Jarwadi, menuju hidup yang penuh dengan kebahagiaan.

      Hapus
  5. Adem sekali postingan ini..
    Dan sangat setuju pula dengan gurunya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih banyak ya, Bang, semoga bermanfaat bagi kita bersama.

      Hapus
  6. subhanallah.. semangat bikin artikel yang bagus ini kang,

    BalasHapus
    Balasan
    1. walhamdulillaah..., semoga kita senantiasa bersemangat menulis dan berbagi kebaikan ya, Mbak.

      Hapus
  7. wah terimakasih pak postingannya
    memang sulit mengontrol emosi
    tetap tenang dan yakin asal kita berbuat baik maka akan dipermudah oleh Allah

    salam

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul sekali, memohon kepada Allah jiwa yang tenang itu penting sekali.

      Hapus
  8. teringat kata guru saya: orang yang caci maki kita seumpama dia mahu memberi hadiah kepada kita tetapi akhirnya dia tidak memberi pun...

    BalasHapus
  9. terima kasih bang sudah mengingatkan kami, bener sih sepakat. kl memang masih sakit hati ambil jarak, pelan2 belajar memafkan.. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama ya, Mbak Ella Fitria. Semoga bermanfaat bagi kita bersama.

      Hapus