![]() |
Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet, saat mengisi pengajian di Himpura, Bandara Adi Sucipto, Yogyakarta. |
Sebesar apa pun dosa yang pernah dilakukan oleh seseorang, Allah SWT tidak akan memedulikannya lagi, asal ia datang dengan bertaubat kepada-Nya, Allah akan menerima taubatnya dan memberikan ampunan. Asalkan ia datang dengan sepenuh hati untuk bertaubat dan tidak dalam keadaan berbuat syirik.
Dari Anas bin Malik RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:
“Allah SWT berfirman, ‘Wahai anak Adam, sesungguhnya jika engkau berdoa dan berharap kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu dan Aku tidak akan memedulikannya lagi. Wahai anak Adam, seandainya dosa-dosamu memenuhi seluruh langit, kemudian engkau memohon ampun kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu. Wahai anak Adam, seandainya engkau datang kepada-Ku dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau menjumpai-Ku dalam keadaan tidak berbuat syirik dengan apa pun niscaya Aku akan datang kepadamu dengan pengampunan sepenuh bumi pula.” (HR. Tirmidzi).
Maka, jangan pernah berputus asa terhadap rahmat Allah SWT jika kita mau bertaubat kepada-Nya. Bahkan, seandainya kita datang untuk memohon ampunan dengan kesalahan sepenuh bumi, maka Allah SWT akan berkenan memberikan pengampunan. Sekali lagi, jangan pernah berputus asa terhadap rahmat-Nya.
Allah SWT berfirman, “Katakanlah: ‘Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. az-Zumar: 53).
Sesungguhnya Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa semuanya, kecuali syirik. Dalam hal ini, mari kita perhatikan firman Allah SWT berikut:
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. an-Nisaa’: 48).
Mengapa syirik dianggap sebagai dosa yang paling besar, sehingga Allah tidak berkenan mengampuninya? Karena syirik atau menyekutukan Allah SWT bertentangan dengan ajaran mendasar di dalam Islam, yakni tauhid. Sungguh, syirik itu bisa menggugurkan keimanan seseorang; yang semestinya ia meyakini bahwa Allah SWT itu Maha Esa, ternyata malah mengadakan sekutu selain-Nya. Esensi dari ajaran Islam adalah memurnikan keesaan Allah SWT, sedangkan syirik merusak yang esensi itu. Maka, dapat dipahami jika syirik dianggap dosa yang paling besar dan Allah tidak berkenan mengampuninya.
Lantas, timbul pertanyaan di sini, bagaimana jika seseorang yang pernah melakukan dosa syirik dan dia ingin bertaubat kepada Allah SWT? Menurut sebagian ulama tafsir, dosa syirik yang tidak diampuni oleh Allah adalah kesyirikan yang dilakukan oleh seseorang sampai ia meninggal dunia. Artinya, sampai meninggal dunia, ia belum sempat bertaubat kepada Allah SWT.
Duhai, Saudaraku tercinta, pintu taubat Allah SWT tak pernah tertutup bagi seseorang yang ingin bertaubat kepada-Nya; selama nyawa belum sampai di tenggorokan atau pada saat ajal telah menjemputnya, selama matahari belum terbit dari barat atau hari kiamat. Sungguh, Allah SWT adalah satu-satunya Dzat Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. Sebagaimana firman-Nya berikut:
“…Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. al-Hujuraat: 12).
Dengan demikian, marilah menjadi hamba yang bertaubat kepada-Nya dengan taubat yang sebenar-benarnya, kemudian kita tebus kesalahan yang sudah telanjur terjadi dengan memperbanyak amal shalih.
Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar