23/06/22

Memetik Pelajaran dari Tanaman

Foto bunga di depan rumah.
Sifat dan model tanaman itu bermacam-macam. Ada yang kuat dengan sinar matahari. Ada yang bila terkena sinar matahari secara langsung daunnya pucat kekuningan atau bahkan gosong. Bila daun sudah gosong, bekasnya itu lama sekali bisa pulih, atau bahkan tidak bisa pulih.

Demikian pula dengan hati manusia. Ada yang begini-begitu tidak masalah. Ada pula yang sensitif. Oleh karena itu, kita perlu berhati-hati dalam berkomunikasi. Perlu memahami dengan siapa kita berbicara. Kita tidak boleh egois mengatakan, "Saya itu modelnya begini, plas-plos war-wer. Masak ga ngerti saya."

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

9 komentar:

  1. Hehehe....betul banget pak Ustadz Muhaimin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Inggih, Pak Widodo. Matur nuwun rawuhipun di blog sederhana ini. Semoga sehat selalu.

      Hapus
  2. setuju banget, mbul sendiri hatinya lumayan lembut maksudnya kadang sensitif...jadi tidak cocok kalau ketemu yang agak frontal atau galak tutur bahasanya xixixi...udah pembawaan lahir

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pembawaannya lembut ya. Semoga sehat selalu ya. Salam dari Jogja.

      Hapus
  3. Betul sekali, tak semestinya kita berharap orang lain memahami kita, tapi kita sendiri gak mau membuka mata pada orang lain. Orang lain juga punya hak yang patut dihormati kalii.. hehe.
    Terima kasih remindernya, Ustadz. Btw bunganya cantik sekali :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama ya. Semoga menjadi perhatian bagi kita semua. Ohya, itu bunga di depan rumah, saya tanam dalam pot, hehe.

      Hapus
  4. Terima kasih, sangat membantu sekali untuk selalu waspada dalam menjaga lisan dan tindakan agar tidak menyakiti sesama. Terlebih ada yang seperti tanaman, sekali tersakiti, lama untuk pulih.

    BalasHapus