27/10/25

Bertaubat: Menyongsong Masa Depan yang Lebih Membahagiakan

Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet, bersama
jamaah Masjid Ar-Rahman.

Hal yang paling mendasar dari ajaran untuk memohon ampunan dan bertaubat kepada Allah adalah membersihkan seseorang dari dosa yang telah diperbuatnya. Dengan demikian, ia akan dekat dengan rahmat Allah. Ini yang paling penting, sekali lagi, dekat dengan rahmat Allah SWT.

Seseorang yang kehidupannya dekat dengan rahmat Allah SWT, sudah barang tentu kebahagiaan akan mengiringinya. Bila menghadapi kesulitan hidup, misalnya, dia akan mampu menghadapinya dengan baik dan akan semakin meningkatkan ketakwaannya. Atau, dengan rahmat Allah SWT ia terhindarkan dari kesulitan hidup itu. Sungguh, bersama rahmat Allah SWT menjalani hidup terasa lebih mudah dan membahagiakan.

Maka, hal yang mesti segera dilakukan oleh seseorang yang telah memohon ampunan kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya adalah memperbanyak amal shalih. Hal ini dilakukan untuk menebus kesalahan-kesalahan di masa lalu yang sudah telanjur dilakukan. Mengerjakan amal shalih setelah bertaubat juga sebagai bukti bahwa seseorang telah bertaubat dengan sebenar-benarnya.

Allah Swt. berfirman, “Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal shalih, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya.” (QS. al-Furqaan: 71).

Menebus kesalahan di masa lalu dengan banyak melakukan kebaikan juga bisa menghapus perbuatan buruk yang sudah telanjur dilakukan tersebut. Berkaitan dengan hal ini, ada sebuah hadits Nabi SAW yang patut kita perhatikan, yakni dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdirrahman Mu’adz bin Jabal RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:

“Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” (HR. Tirmidzi).

Jika seseorang bertaubat kepada Allah Ta’ala dengan sebenar-benarnya, maka bersegera melakukan banyak kebaikan setelah bertaubat biasanya bukan hal yang memberatkan. Malah, dilakukannya dengan senang hati. Sebab, taubat yang sungguh-sungguh akan membawa dampak semangat untuk menghapus kesalahan di masa lalu. Itulah mengapa kita sering menyaksikan orang-orang yang di masa lalu pernah melakukan dosa besar, setelah bertaubat tampak lebih bersemangat dalam beribadah atau beramal shalih.

Semestinya, orang-orang yang “merasa” di masa lalunya tidak pernah berbuat dosa besar belajar semangat kepada orang-orang yang telah bertaubat. Bukan belajar berbuat dosa besar dahulu kemudian bertaubat agar mempunyai semangat untuk lebih banyak beramal shalih, tetapi belajar bersemangat di dalam mendekatkan diri kepada Allah dengan banyak beramal shalih. Semestinya, muncul kesadaran di dalam hati kita bahwa seseorang yang telah berbuat dosa besar saja bisa dekat kepada Allah maka kita pun harus bisa demikian. Sehingga, kehidupan kita akan semakin bahagia, tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Allahumma aamiin.

Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet

3 komentar:

  1. Masya Allah, semoga segala dosa kita diampuni Allah swt.

    BalasHapus
  2. Jazakallahu khairan atas peringatannya.

    BalasHapus
  3. Semoga saya termasuk golongan orang yang bertaubat dengan sebenar-benarnya

    BalasHapus