 |
Penulis, Akhmad Muhaimin Azzet, saat mengisi Mabit Ramadhan di Masjid Baitul Amin. |
Ramadhan adalah bulan yang paling istimewa di dalam Islam. Inilah bulan mulia yang di dalamnya Allah Swt. menurunkan rahmat, memberikan ampunan, dan membebaskan dari neraka bagi orang-orang yang berpuasa dengan sungguh-sungguh dan ikhlas karena-Nya. Dalam bulan ini, juga ada malam Lailatul Qadr, yakni satu malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Bagi orang-orang yang beriman, kedatangan bulan Ramadhan senantiasa ditunggu. Kedatangan bulan Ramadhan akan disambut dengan hati yang gembira. Sebab, sesuai dengan namanya, yakni Ramadhan yang bermakna membakar, maka dalam bulan ini dosa-dosa akan dibakar (sehingga habis) dengan memperbanyak amal saleh. Inilah salah satu sebab mengapa kaum beriman gembira menyambut Ramadhan; berharap agar di dalam bulan suci ini dosa-dosanya diampuni oleh Allah Swt., di samping menginginkan banyak keutamaan lainnya.
Rasulullah Saw. juga memberikan perhatian khusus ketika menghadapi bulan Ramadhan. Pada risalah ini, marilah kita perhatikan khutbah Rasulullah Saw. ketika menghadapi bulan Ramadhan berdasarkan sebuah hadis, yakni dari Salman r.a., ia berkata bahwa pada akhir bulan Sya’ban, Rasulullah Saw. berkhutbah, sebagai berikut:
“Wahai manusia, telah dekat kepadamu bulan yang agung lagi penuh berkah. Bulan yang di dalamnya terdapat satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan. Bulan yang di dalamnya Allah menjadikan puasa sebagai fardhu dan bangun malam sebagai sunnah. Barangsiapa yang mendekatkan diri di dalamnya dengan beramal sunnah, maka (pahalanya) seperti orang yang beramal fardhu pada bulan lainnya. Dan barangsiapa beramal fardhu di dalamnya, maka pahalanya seperti orang yang beramal tujuh puluh amalan fardhu pada bulan lainnya.
Inilah bulan kesabaran, dan pahala sabar adalah surga. Inilah bulan kasih sayang, bulan saat rezeki seorang Mukmin ditambah. Barangsiapa memberi makanan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka itu menjadi ampunan bagi dosa-dosanya, dan mendapatkan pahala yang sama tanpa mengurangi pahala orang (yang berpuasa) itu sedikit pun.
Mereka berkata, “Ya Rasulullah, tidak setiap kami memiliki makanan untuk diberikan kepada orang yang berbuka puasa.” Beliau bersabda, “Allah memberi pahala kepada orang yang memberi makanan untuk berbuka puasa, meskipun dengan sebutir kurma, seteguk air, atau sesisip susu.
Inilah bulan yang awalnya penuh rahmat, tengahnya penuh ampunan, dan akhirnya kebebasan dari api neraka. Barangsiapa meringankan beban bagi hamba-hamba sahayanya pada bulan itu, maka Allah akan mengampuninya dan membebaskannya dari api neraka.
Perbanyaklah empat amalan pada bulan itu. Dua di antaranya menyenangkan Tuhannya, dan dua lainnya kamu pasti memerlukannya. Adapun dua perkara yang dengannya kamu menyenangkan Tuhanmu adalah: bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan kamu mohon ampunan-Nya. Dan dua perkara yang kamu pasti memerlukannya adalah: kamu memohon surga kepada Allah dan kamu berlindung kepada-Nya dari api neraka.
Barangsiapa memberi minum kepada orang yang berpuasa, maka Allah akan memberinya seteguk minum dari telagaku yang ia tidak akan haus hingga ia masuk surga.” (HR Khuzaimah, Baihaqi, dan Ibnu Hibban)
Demikianlah. Semoga kita bersama keluarga digolongkan oleh Allah Swt. ke dalam golongan orang-orang beriman yang gembira dalam menyambut bulan Ramadhan, bersenang hati dalam mengerjakan kewajiban puasa, bersemangat dalam menghidupkan malam dengan qiyamul lail, dan penuh keikhlasan dalam memperbanyak amal yang saleh.
Salam dari Jogja,
Akhmad Muhaimin Azzet